Menjejak Tanah Pulau Haruku yang Disebut Markas Gerakan RMS
Miskin Infrastruktur, Lebih Segan pada Guru dan Dokter
Jumat, 05 Juli 2013 – 06:04 WIB
Guru perempuan yang masih lajang ini menjelaskan desa Aboru memang mayoritas berekonomi lemah. Mereka hidup sangat sederhana. Berharap pada penghasilan laut yang tak begitu bisa diharapkan.
Alasannya, sambung dia, tak ada jual beli yang begitu besar di desa ini. Nelayan mendapatkan ikan untuk kebutuhan keluarga. Jika pun harus dijual tak bisa berharap ada pembeli yang berminat.
Sedangkan pertanian cengkeh tak selalu baik. Musim panennya tidak terlalu sering. Hingga warga pun hanya sesekali mendapatkan hasil dari kebun cengkehnya.
Sekilas suasana desa Aboru memang penuh gembira. Wajah anak-anak yang hilir mudik memberikan kesan itu. Namun berbeda saat melihat wajah orang dewasanya.
MISKIN dan tertinggal. Kesan nyata yang terlihat saat menjejaki Pulau Haruku, Maluku Tengah. Pulau terpencil yang sebagian pemudanya dijebloskan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408