Menjejak Tanah Pulau Haruku yang Disebut Markas Gerakan RMS
Miskin Infrastruktur, Lebih Segan pada Guru dan Dokter
Jumat, 05 Juli 2013 – 06:04 WIB
Jika ada warga Aboru yang hidupnya baik, sambung dia, memang tak dipungkiri mendapat bantuan dari saudaranya di Belanda. Bantuan tersebut tak berkaitan dengan gerakan separatisme. "Bantuan uang itu murni pemberian saudara kandung kepada saudaranya di Indonesia," jelasnya.
Selama ini, lanjut dia, pemerintah dan birokrat daerah tak memberikan perhatian pada Haruku. Sikap itulah yang membuat sebagian warga Haruku tidak percaya pada pemerintah dan birokrat daerah. Termasuk pada lembaga non pemerintah lainnya.
Alasannya, sambung dia, keterpurukan warga Aboru dan pulau Haruku secara luas sering menjadi objek proposal. namun tidak ada kegiatan apapun yang dilakukan di daerah ini.
"Kami lebih segan dan hormat pada guru dan dokter. Mungkin dengan lainnya kami bisa bersikap biasa. Tapi di dada ini semua warga Aboru dan Haruku tetap NKRI," ujarnya. (*)
MISKIN dan tertinggal. Kesan nyata yang terlihat saat menjejaki Pulau Haruku, Maluku Tengah. Pulau terpencil yang sebagian pemudanya dijebloskan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408