Menjelang Bertemu Paus Fransiskus, Ketum GP Ansor Pimpin OKP Lintas Agama Temui Dubes RI untuk Vatikan

Menjelang Bertemu Paus Fransiskus, Ketum GP Ansor Pimpin OKP Lintas Agama Temui Dubes RI untuk Vatikan
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Addin Jauharudin. Foto: source for jpnn

"Pertama, ingin menyampaikan suka cita kedatangan Paus ke Indonesia pada September nanti. Kedua, kami menegaskan dalam konsep Islam sendiri ada ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariah, jadi persaudaraan kemanusiaan," katanya.

Hal ini, lanjut Gus Addin, selaras dengan dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb di Abu Dhabi 4 Februari 2019 lalu, dimana menghadapi situasi saat ini, pemuda lintas agama perlu duduk bersama dan membumikan apa yang menjadi kesepakatan dua tokoh dunia besar tersebut.

Ketiga, pemuda lintas agama ini ingin memperlihatkan kepada dunia mengenai pandangan umat beragama di Indonesia, bahwa lintas agama sudah berabad-abad bisa rukun dan damai.

"Dan ini bisa menjadi kiblat perdamaian dunia, di tengah situasi dunia yang tengah 'panas' seperti sekarang ini," urainya.

Diketahui, 4 September 2019, Pimpinan Tertinggi Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb menandatangani "The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together” atau dikenal dengan Dokumen Abu Dhabi.(dkk/jpnn)

Ada dua belas poin yang ditandatangani dalam dokumen tersebut, 12 poin tersebut adalah:

1.Keyakinan bahwa ajaran asli agama-agama mendorong manusia untuk hidup bersama dengan damai, menghargai kemanusiaan, dan menghidupkan kembali kebijaksanaan, keadilan, dan cinta kasih.

2. Kebebasan adalah hak setiap orang. Pluralisme dan keberagaman agama adalah kehendak dan karunia Allah.

Gerakan Pemuda Ansor bersama organisasi kepemudaan lintas agama Indonesia bertemu dengan Dubes RI untuk Tahta Suci (KBRI Vatikan) Michael Trias Kuscahyanto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News