Menjelang Peringatan Yaumul Quds 2025, BARAQ Serukan Boikot dan Hukuman untuk Israel

Menurut Abbas, gagasan itu dianggap bagian dari proyek kolonial “Israel Raya” yang mengabaikan hak-hak rakyat Palestina sebagai bangsa merdeka.
“Rencana tersebut adalah bentuk baru dari kejahatan kemanusiaan dan menjadi bagian dari konspirasi busuk Zionisme untuk mewujudkan proyek kolonial Israel Raya," kata Abbas.
"Relokasi paksa adalah pembersihan etnis terselubung yang tidak dapat dibenarkan dalam hukum internasional maupun moral kemanusiaan."
Dia juga menyebutkan BARAQ mendukung sikap konsisten Pemerintah Indonesia yang berdiri di sisi Palestina dan mendorong agar diplomasi luar negeri RI tidak hanya bersifat simbolik, melainkan juga aktif dalam forum-forum internasional.
Mereka juga mengecam standar ganda negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan sekutunya, yang dinilai membela penjajahan Israel sembari mengeklaim menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia.
Dalam konteks itu, BARAQ menyerukan penguatan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) sebagai bentuk perlawanan sipil terhadap kolonialisme modern.
“Kami menuntut dihentikannya blokade total atas Gaza yang telah menciptakan krisis kemanusiaan akut. Kami juga menyambut vonis ICC terhadap Netanyahu sebagai penjahat perang dan menyerukan agar seluruh pelaku kejahatan perang Zionis diadili tanpa kompromi,” pungkas Abbas. (mcr8/jpnn)
Barisan Aksi Resistensi Al-Aqsha (BARAQ) menyuarakan sikap tegas terhadap penjajahan Israel di tanah Palestina
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Kenny Kurnia Putra
- Cegah Salah Sasaran, Gerakan Boikot Harus Disertai Legitimasi Syariat yang Kuat
- Seorang Ibu Tolak Belikan Anak Snack Terafiliasi Israel Viral, Dapat Respons Positif
- GP Ansor Kecam Israel Lakukan Genosida di Levant, Desak PBB Bertindak
- BARAQ Bakal Demo Kedubes AS dan Kantor PBB
- Pertemuan Intelektual Indonesia dengan Presiden Israel Dinilai Meninggalkan Kisruh
- YKMI Apresiasi Liga Arab yang Putuskan Boikot Produk Terafiliasi Israel