Menjemur Bayi, Sebaiknya Berapa Lama?

Menjemur Bayi, Sebaiknya Berapa Lama?
Selain menyehatkan, menjemur bayi memperkuat ikatan dengan sang ibu. (Ella Tommy dan Damian-Foto: Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)

jpnn.com - AMERICAN Association Pediatric (AAP) mengeluarkan rekomendasi bahwa bayi usia 0–6 bulan tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung. Nah, sinar matahari yang bagaimana yang bagus untuk bayi?

 

Dokter Johanes Edy Siswanto SpA (K) menjelaskan, menjemur bayi masih dianjurkan untuk dilakukan.

Sebab, manfaatnya banyak. Pertama, menjaga kehangatan tubuh bayi. Sinar matahari mengurangi kadar bilirubin dalam darah (yang membuat bayi menjadi kuning) serta mengaktifkan vitamin D dalam tubuh. Vitamin D tersebut mengatur penyerapan kalsium dalam tubuh yang berguna untuk pembentukan tulang.

”Bukan hanya itu, proses menjemur bayi membuat ibu dan bayi rileks. Kebanyakan bayi tertidur ketika dijemur sambil dipijat lembut sehingga meningkatkan kontak antara ibu dan bayi,” lanjutnya.

Namun, durasinya tidak terlalu lama. Pada bayi baru lahir, berjemur diawali dengan durasi minimal. ”Cukup 30 menit dalam satu minggu atau sekitar lima menit saja per hari,” paparnya.

Secara bertahap, lama menjemur bayi bisa ditingkatkan menjadi dua jam per minggu atau sekitar 20 menit per hari. ”Patokannya, jangan lebih dari 30 menit. Sebab, pada durasi yang terlalu lama itu, risiko paparan sinar matahari lebih besar daripada manfaatnya,” lanjut dokter spesialis anak dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, tersebut.

Secara umum, bayi sebaiknya dijemur di bawah pukul 08.00. Itu disesuaikan dengan musim. Di negara Barat, pada musim semi atau gugur, sinar matahari pukul 07.00–09.00 masih ideal. Namun, untuk musim panas, sebaiknya bayi dijemur pukul 06.00–07.30.

AMERICAN Association Pediatric (AAP) mengeluarkan rekomendasi bahwa bayi usia 0–6 bulan tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News