Menjemur Bayi, Sebaiknya Berapa Lama?

Menjemur Bayi, Sebaiknya Berapa Lama?
Selain menyehatkan, menjemur bayi memperkuat ikatan dengan sang ibu. (Ella Tommy dan Damian-Foto: Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)

Hindari meninggalkan bayi ketika dijemur. Bayi harus dalam pengawasan penuh, sebaiknya dalam dekapan orang tua. Dengan demikian, ketika bayi kepanasan, akhiri sesi menjemur untuk mencegah si bayi mengalami hipertermi (peningkatan suhu tubuh berlebihan).

Adapun suhu tubuh bayi idealnya berkisar 36,2–37,2 derajat Celsius. Kulit bayi rentan terhadap perubahan suhu, kekeringan, dan infeksi. Bila timbul reaksi kemerahan pada kulit bayi, segera observasi. Apakah itu reaksi normal dan segera menghilang atau bertahan.   

Ketika dijemur, tubuh bayi boleh dibalikkan dari posisi terlentang menjadi tengkurap agar paparan sinar matahari lebih menyeluruh. Namun, lindungi bagian wajah, terutama mata. ”Bisa dengan pemakaian topi atau membelakangi sinar matahari,” ujar dr Edy.

Selain itu, setelah dijemur, segera berikan ASI agar si bayi tidak dehidrasi. Tunggu beberapa saat, baru dimandikan dengan air hangat.

Mengenai usia bayi mulai dijemur, dr Edy menuturkan, tidak ada patokan tertentu. Sepulang dari rumah sakit, dalam usia beberapa hari, bayi boleh dikenalkan dengan sinar matahari.

Yang juga perlu diperhatikan, hindari terpapar debu dan angin ketika menjemur si kecil. Maka, aktivitas menjemur boleh dilakukan di teras rumah. Ketika kondisi fisik bayi sudah lebih kuat, berjemur bisa dilakukan di luar rumah sambil berjalan-jalan.

”Ketika angin kencang, jangan memaksakan menjemur bayi di luar rumah. Itu justru membuat si kecil kedinginan,” ujarnya. (nor/c6/c7/dos)

 


AMERICAN Association Pediatric (AAP) mengeluarkan rekomendasi bahwa bayi usia 0–6 bulan tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News