Menjijikkan! Militan Maute Paksa Anak-Anak Ikut Bertempur
jpnn.com, MINDANAO - Meski dikepung berbulan-bulan oleh tentara Filipina, militan Maute di Kota Marawi tetap memiliki banyak pasukan. Rahasia di balik kekuatan ini ternyata adalah praktik yang sangat mengerikan sekaligus menjijikkan.
Mereka memaksa anak-anak dan perempuan anggota keluarga sendiri angkat senjata untuk melawan militer. Demikian klaim yang diungkapkan militer Filipina kemarin, Senin (4/9).
Sejak konflik di Marawi mencuat pada 23 Mei, ada 800 orang yang tewas dan 500 ribu orang terpaksa harus mengungsi. Mayoritas korban tewas adalah anggota militan Maute.
”Korban jiwa mungkin bakal lebih besar karena musuh kian putus asa,” ujar Kepala Militer di Mindanao Barat Letjen Carlito Galvez. Kemarin serangan intensif ke Marawi dilakukan dari darat dan udara.
Galvez mengungkapkan, jika tanpa perempuan dan anak-anak yang dipaksa angkat senjata itu, jumlah militan Maute sudah sedikit.
Berdasar keterangan orang-orang yang berhasil melarikan diri dari Marawi, ada 80 penduduk laki-laki yang dipaksa melawan militer Filipina (AFP). Maute juga masih memiliki 56 tawanan yang seluruhnya umat kristiani.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menargetkan pertempuran di Marawi selesai pada akhir tahun. Status darurat militer di seluruh kepulauan Mindanao juga selesai pada akhir tahun.
Berbeda dengan Duterte, Galvez memiliki target yang berbeda. Dia yakin Marawi bisa direbut lebih cepat. Sebab, setiap hari, AFP bisa membebaskan sekitar 35 bangunan.
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Komnas HAM Ungkap Aktor Pembubaran Diskusi FTA di Kemang, Oh Si Rambut Kuncir
- Irjen Krishna Murti Ungkap Jumlah WNI Operator Judi Online di Filipina, Mengejutkan
- Ini 4 Faktor untuk Mencapai Visi Integrasi dan Konektivitas Subkawasan BIMP-EAGA
- Dubes Agus Widjojo: KRI Bima Suci Mempererat Persahabatan Indonesia dengan Negara Lain