Menkes Dinilai Suarakan Kepentingan Asing

Dia menegaskan dalam waktu dekat akan mengirimkan surat sanggahan ke Presiden dengan pesan utama agar tidak menandatangani ratifikasi FCTC. Dia juga berharap Presiden tahu bahwa industri rokok nasional tidak boleh diatur oleh kebijakan luar negeri. Pasalnya Indonesia merupakan satu-satunya negara dengan pabrik rokok kretek terbesar. Dari sisi konsumsi, rokok kretek mendominasi hingga 93 persen sementara rokok putih hanya tujuh persen.
"Rokok kretek dan juga pabrik kretek terbesar di Indonesia. Mereka ingin menghancurkan pabrik rokok kretek," tandasnya.
Menurut Mukhyir, sikap ngotot Menkes ini seakan membuktikan kuatnya kepentingan asing dalam kebijakan FCTC. Meski mengacu pada WHO namun sebenarnya lebih kepada persaingan kepentingan ekonomi.
"Pemerintah harus sadar 10 besar industri yang membantu devisa sangat besar pada negara salah satunya industri rokok. Kami akan bertemu membahas sikap Menkes terbaru ini dengan petani cengkeh dan tembakau," tandasnya. (esy/jpnn)
JAKARTA--Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPRTMM-SPSI) menilai sikap keras kepala Menteri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jaksa KPK Ungkap Selain Mbak Ita, Iswar Aminuddin Dapat Jatah
- Konon, ASN yang Mau Pindah ke IKN Bakal Terima Tunjangan Khusus
- Heikal Safar Puji Komitmen Mendiang Paus Fransiskus Terhadap Perdamaian Dunia
- Seluruh Pekerja yang Terlibat Dalam MBG Dapat Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- Rakernas IKA SKMA Bahas Rekomendasi Dukung Swasembada Pangan & Pengelolaan SDA Berkelanjutan
- Tes PPPK Tahap 2 Dimulai, 863.993 Honorer Bersaing Ketat, Cek Kuotanya