Menkeu Sri Mulyani: Pandemi COVID-19 Masih Sangat Mengancam
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pandemi COVID-19 masih sangat mengancam dan memberi dampak ketidakpastian ekonomi.
Sri Mulyani mengatakan, tanpa adanya pemulihan dari sisi kesehatan sebagai akibat terjadinya pandemi COVID-19 maka akan sangat sulit mengharapkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
“Pandemi COVID-19 masih sangat mengancam dan memberi ketidakpastian bagi negara mana pun di dunia,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Senin (31/5).
Dikatakan, pandemi masih menjadi ancaman bagi seluruh negara yang ditandai dengan beberapa faktor, seperti kasus harian di India yang sangat tinggi meski sudah mulai turun.
Kemudian gelombang baru yang masih terus terjadi termasuk di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Berikutnya berbagai varian virus masih terus bermunculan, sedangkan kemampuan dan intensitas penegakan disiplin protokol kesehatan di setiap negara berbeda-beda.
Selanjutnya, kapasitas sistem kesehatan dan akses terhadap pasokan vaksin secara global yang juga masih timpang.
Menurutnya, untuk mengakhiri pandemi maka dibutuhkan kekuatan kolektif semua negara dan tidak ada satu pun yang tertinggal sehingga akan menciptakan pemulihan ekonomi berkelanjutan.
Menkeu Sri Mulyani menekankan mengenai pentingnya pemulihan dari sisi kesehatan dalam rangka pemulihan ekonomi akibat gempuran pandemi COVID-19.
- PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, Ini Penegasan Sri Mulyani
- Bea Cukai Bogor Raih Penghargaan dari Menkeu Sri Mulyani, Budi Harjanto: Penyemangat bagi Kami
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- PPN Naik 12 Persen, Jauh Lebih Tinggi Dibanding Negara ASEAN Lain
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya