Menko Airlangga Groundbreaking Pabrik Baterai EV Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia
Terkait hal ini, Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci global dalam produksi baterai EV, yakni dapat menyuplai baterai EV sebesar 210 GWh per tahun, karena negara ini memiliki kekayaan sumber daya mineral khususnya nikel.
“Oleh karena itu, berbagai negara melihat Indonesia penting menjadi bagian dari critical minerals. Indonesia sedang bicara dengan Amerika Serikat terkait critical minerals agreement, berbicara juga dengan Uni Eropa," terangnya.
Menko Airlangga juga mengapresiasi Neo Energy yang telah merealisasikan investasi dengan membangun smelter High-Pressure Acid Leaching (HPAL) pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.
Smelter itu akan mengolah bijih nikel atau limonite menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan prekusor katoda baterai EV.
Proyek baterai HPAL Neo Energy ini diharapkan akan mampu menambah kapasitas MHP nasional sebanyak 120 ribu MT per tahun.
Fasilitas HPAL ini terletak di Neo Energy Morowali Industrial Estate (NEMIE), sebuah kawasan industri yang didesain untuk menjadi pusat pengolahan mineral berbasis energi hijau.
Semua operasional di kawasan ini akan menggunakan 100 persen energi terbarukan, termasuk tenaga air dan surya yang menjadikannya praktik industri ramah lingkungan di Indonesia.
Menko Airlangga meresmikan groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik (EV) ramah lingkungan pertama di Indonesia yang berada di Kawasan NEMIE, Morowali
- Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar, Yayan: Hadiahnya Luar Biasa, ya
- Kemitraan BYD dan PLN Dorong Penguatan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya
- Satgas Semikonduktor Indonesia dan Purdue University Teken MoU, Menko Airlangga: Momentum Bersejarah
- Transaksi Modal dan Finansial Melonjak, Neraca Pembayaran Indonesia Surplus
- Pelindo Terus Bangun Kesadaran Lingkungan di Kawasan Pesisir