Menko Airlangga: Hambatan Perdagangan seperti Bea Masuk Tinggi Harus Dikurangi
Menko Airlangga juga mengatakan proyeksi perkembangan industri tekstil dan pakaian jadi akan semakin positif ke depannya.
Sebab, permintaannya akan terus meningkat seiring hal tersebut yang sudah menjadi gaya hidup.
"Untuk meningkatkan kapasitas ekspor produksi tekstil dan pakaian jadi dari Indonesia, misalnya ke pasar Amerika dan Eropa, maka hambatan perdagangan seperti bea masuk yang tinggi harus dikurangi," kata Menko Airlangga.
Selain itu, lanjut Menko Airlangga, juga harus melihat competitive advantage lain yang bisa dioptimalkan Indonesia, semisal dari sektor pembiayaan, iklim tenaga kerja, sampai ketersediaan dan kedalaman struktur bahan baku.
Apalagi, kata Menko Airlangga, pemerintah sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan Indonesia -European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dan Uni Eropa, sehingga diharapkan pasar akan lebih terbuka.
"Pemerintah berharap hambatan di negara-negara itu bisa dikurangi,” ujar Menko Airlangga.
Seiring dengan melesunya perekonomian di Tiongkok, sebagai mitra dagang utama Indonesia, Menko Airlangga menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sedang mempersiapkan langkah-langkah mengamankan rantai pasok.
Pasalnya, ketika awal pandemi Covid-19 dua tahun lalu, rantai pasok global yang sangat bergantung pada Tiongkok langsung terpukul hebat.
Menko Airlangga menyampaikan pemerintah mempertahankan daya saing industri dengan memangkas hambatan perdagangan dan meningkatkan iklim investasi dalam negeri
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- Bea Cukai Tinjau Perusahaan Penerima Izin Kawasan Berikat di Probolinggo, Ini Tujuannya
- Peredaran Rokok Ilegal Meroket, Pemerintah Harus Segera Bertindak
- Seusai Hadiri KTT APEC, Menko Airlangga Lanjut Dampingi Presiden Prabowo ke Brasil
- Menko Airlangga Dampingi Presiden Prabowo Temui Sekjen PBB, Ini yang Dibahas
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia