Menko Airlangga Sebut Indonesia Siap jadi Pemain Utama di Era Artificial Intelligence
Tantangan pengembangan AI di Indonesia utamanya berupa ketersediaan jaringan akses internet yang belum merata, terlebih di luar Pulau Jawa.
Kecepatan rata-rata Broadband Indonesia baru mencapai 28,8 Mbps untuk fixed broadband (peringkat ke-8 di ASEAN) dan 24,6 Mbps untuk mobile (peringkat ke-9 di ASEAN).
Terkait hal tersebut, Pemerintah telah membangun jaringan fiber optik Palapa Ring sepanjang 12.100 km yang telah menghubungkan 57 kab/kota di Indonesia, BTS di 1.600 titik seluruh Indonesia, dan satelit multifungsi Satria-1.
Pemerintah juga akan membangun pusat data di wilayah Batam, IKN, dan Jabodetabek.
Lebih lanjut, Indonesia diproyeksikan akan membutuhkan 9 juta pekerja IT terampil hingga 2030.
Meski jumlah lulusan TIK terus meningkat, tetapi permintaan talenta teknologi informasi tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan talenta TIK.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong sejumlah inisiatif pengembangan talenta digital, seperti “Program Literasi Digital Nasional Indonesia Makin Cakap Digital”.
Tema-tema pelatihan digital juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang ada saat ini, seperti Big Data Analysis, Cybersecurity, Internet of Things, Cloud Computing, Artificial Intelligence, Augmented Reality, Virtual Reality, Machine Learning, Programming Coding, serta Digital Entrepreneurship.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia merupakan pasar yang besar untuk industri teknologi baru, termasuk AI.
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- Susun Renstra 2025-2029, Diskominfo Tangsel Libatkan Publik
- Seusai Hadiri KTT APEC, Menko Airlangga Lanjut Dampingi Presiden Prabowo ke Brasil
- Menko Airlangga Dampingi Presiden Prabowo Temui Sekjen PBB, Ini yang Dibahas
- Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Ini Mampu Tingkatkan Perdagangan
- Kemenko Perekonomian Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital