Menko Darmin Akui Data Produksi Gabah Pemerintah Tak Sinkron

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui ada perbedaan data produksi gabah di internal pemerintah yang menjadi salah satu acuan kebijakan impor beras.
Dijelaskan Darmin, data yang dipakai pemerintah ada dua, yakni dari Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Memang yang punya data produksi hanya ada dua, pertanian dan BPS. Tapi ini juga enggak cocok," kata Darmin di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/9).
Nah, BPS menurut mantan Gubernur Bank Indonesia periode 2010-2013 ini, berjanji akan memperbaharui datanya.
Saat ini proses pendataan itu sudah selesai dan tinggal dipublikasikan.
"Kita bisa mencoba hitung dengan satelit. Pertanian punya data satelit. Masalahnya data itu terlalu besar. Setiap tahun surplus 11 juta ton, terus ke mana perginya," jelas Darmin.
Karenanya, kata birokrat 69 tahun ini, pemerintah sudah mencarikan solusi atas perbedaan data ini dengan menyerahkan persoalan data hanya kepada BPS.
"Biar BPS saja yang melakukan penyempurnaan. Enggak tahu akhir tahun, atau bulan depan diumumkan. Saya tahu BPS sudah selesai datanya," tambahnya.(fat/jpnn)
Pertanian punya data satelit. Masalahnya data itu terlalu besar. Setiap tahun surplus 11 juta ton, terus ke mana perginya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bulog Cetak Penyerapan Gabah Petani Capai 725.000 Ton, Rekor Tertinggi 10 Tahun Terakhir
- Bulog Karawang Tetap Serap Gabah Petani Meski Realisasi Telah Mencapai 136%
- Bulog Jatim Gandeng DPW Tani Merdeka untuk Serap Gabah Petani
- Panen Raya di Gresik, Mentan Amran Pantau Harga Gabah Petani
- Menjelang Panen Raya 2025, Serapan Gabah Bulog Tembus 300 Ribu Ton
- Serapan Gabah BULOG Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Siap Hadapi Panen Raya 2025