Menko Dipandang Tak Perlu
Minggu, 25 Oktober 2009 – 07:54 WIB
Menko Dipandang Tak Perlu
JAKARTA - Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II dinilai terlalu "gemuk", sehingga dapat membebani keuangan negara. Agar uang negara tidak tersedot hanya karena membiayai pos-pos menteri yang tidak dibutuhkan, presiden dipandang perlu memangkas menteri koordinasi. Di pos beberapa menteri, menurut Arif pula, perlu juga dilakukan merger. Misalnya katanya, Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) bisa disatukan dengan BUMN, sedangkan Menteri Perdagangan dan Perindustrian juga dimerger. Selanjutnya untuk menghemat anggaran, katanya pula, seremonial kunker, studi banding, dana taktis, pertemuan koordinasi, iklan pencitraan, serta fasilitas individu dan keluarga di seluruh kementerian/lembaga, harus ditekan hingga 70 persen.
"Harusnya dalam susunan kabinet, dapat terjawab jika SBY punya kesungguhan. Rekrutmen kabinet melalui partai politik, (adalah) balas jasa tanpa mempertimbangkan kepentingan dan layanan (kepada) masyarakat luas, yang mengakibatkan terjadinya penggemukan di kabinet," kata Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC), Arif Nur Alam, saat dihubungi JPNN.
Baca Juga:
Agar beban keuangan negara tidak tersedot untuk memfasilitasikan para elit, kata Arif pula, posisi Menko mestinya bisa ditiadakan. "Lebih baik tugasnya diambil-alih langsung oleh Wakil Presiden," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II dinilai terlalu "gemuk", sehingga dapat membebani keuangan negara. Agar uang negara
BERITA TERKAIT
- Menjelang Mukernas dan Pelantikan, PP ISNU Gelar Fun Walk Serta Go Green di CFD Thamrin
- KPPI 2025 Siap Digelar, PENEMU Dorong Perempuan Ambil Peran Strategis
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional
- OTT Dugaan Politik Uang PSU Pilkada Serang, Bawaslu Sita Barbuk Uang & HP
- 5 Berita Terpopuler: Lisa Mariana Dipolisikan Ridwan Kamil, Sejumlah Aset Disita, Fakta Terungkap
- Ancaman Hukuman Oknum TNI AL Pembunuh Juwita Bisa Bertambah