Menko Luhut Minta Maaf, Irwan Fecho Langsung Bilang Gagal
jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Demokrat Irwan Fecho menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang meminta maaf lantaran PPKM Darurat di Jawa Bali belum optimal.
"Bagi saya bukan tidak optimal, tetapi gagal. Terbukti, PPKM se-darurat apa pun tanpa biaya jaminan hidup bagi masyarakat dari pemerintah, akan sia-sia," ucap Irwan dalam keterangannya, Sabtu malam (17/7).
Wakil sekretaris Fraksi Demokrat DPR itu menyarankan sebaiknya kebijakan PPKM Darurat yang tengah dievaluasi pemerintah tidak perlu dilanjutkan.
"Lebih baik pemerintah fokus meningkatkan akselerasi vaksinasi, juga penguatan layanan kesehatan serta bantuan pemerintah pada masyarakat dan pelaku usaha," ucap Irwan.
Yang lebih penting lagi, lanjut Irwan, perang melawan Covid-19 ke depan harus dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi.
"Pak Jokowi lebih baik pimpin langsung daripada didelegasikan lagi kepada satu menteri atau yang lain. Tertibkan buzzerRp yang noise, juga ganti komunikator istana yang lebih diterima dan dipercaya oleh masyarakat," ujar politikus asal Kalimantan Timur itu.
Anggota Komisi V DPR RI itu juga mendorong Presiden Jokowi menginisiasi pertemuan dengan para presiden dan eks wakil presiden RI guna mendapatkan masukan yang lebih luas dan jernih.
"Ini perang kita bersama. Saya yakin akan ada rekomendasi yang strategis dan prioritas bagi bangsa ini untuk mengatasi Covid-19 dan pulihkan ekonomi nasional pasca pertemuan," pungkas Irwan Fecho.
Politikus Demokrat Irwan Fecho juga meminta Presiden Jokowi memimpin langsung perang melawan Covid-19, begini kalimatnya.
- Program 100 Hari Kementrans: Irwan Ungkap 9 Prioritas Menteri Iftitah Sulaiman
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Irwan Jelaskan Paradigma Baru Mentrans Iftitah Sulaiman Membangun Kawasan Transmigrasi
- Kementrans Bakal Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Akbar Yanuar