Menko Muhadjir Mengaku Berat Jika Melakukan Ini

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan penghapusan kemiskinan ekstrem merupakan tantangan yang sangat berat.
Dia menerangkan, jumlah kemiskinan ekstrem di Indonesia memang relatif kecil.
Namun, jumlah yang kecil itu tidak menjamin lebih mudah diatasi.
"Justru kecil ini adalah merupakan kerak dari piramida kemiskinan. Karena dia kerak, maka daya ungkitnya membutuhkan energi sumber daya yang ekstra," ujar Menko Muhadjir di Jakarta, Selasa (14/6).
Dia mengibaratkan, kemiskinan sebagai sepanci nasi. Dia menyebut kemiskinan ekstrem sebagai "intip" atau kerak dari nasi.
Jumlahnya sedikit, tetapi untuk dikerok atau diatasi lebih sulit.
"Ibarat ngeliwet, kemiskinan ektrem ini adalah intipnya. Mengerok intip jauh lebih sulit dari pada mengambil nasi yang di atasnya. Walaupun nasinya banyak ambilnya mudah. Kalau sudah jadi intip, itu memang sulit untuk dikerok," terangnya.
Karena itu, menurut Menko PMK, untuk mengentaskan kemiksinan ekstrem memerlukan daya ungkit yang ekstra keras.
Menko PMK Muhadjir Effendy mengaku berat jika melakukan penghapusan mengenai hal ini. Apa ya?
- Ratusan Santri Dilatih Usaha Boga dan Barista, Gus Yasin: Upaya Penanggulangan Kemiskinan
- Gus Ipul Yakin DTSEN Bisa Percepat Penurunan Kemiskinan
- Ini Legasi Nana Sudjana Selama Memimpin Jateng
- Kementrans Tetap Siap Sukseskan Program Presiden Prabowo Meski Kena Efisiensi Anggaran
- Mendes Yandri Ajak Ahmad Luthfi Manfaatkan BUMDes untuk Pangkas Kemiskinan di Jateng
- Wamendes Dorong Satu Data Tunggal Demi Percepat Pengentasan Kemiskinan di Level Desa