Menko Muhadjir Sebut Kajian Halal Vaksin COVID-19 Selesai, Tinggal Menunggu Fatwa MUI
jpnn.com, JAKARTA - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan kajian materi antivirus Sinovac oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) selesai.
Saat ini, kata Muhadjir, pemerintah menunggu keluarnya fatwa keagamaan vaksin COVID-19.
"Sinovac dilaporkan, kajian dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan LPPOM MUI telah selesai dan disampaikan pembuatan fatwa serta sertifikasi halal oleh MUI, maka saya ucapkan terima kasih," kata Muhadjir melalui konferensi pers daring, Senin (7/12).
Menurut dia, MUI bekerja keras membahas fatwa, karena sangat penting sebagai panduan keagamaan bagi umat Muslim.
Secara fikih, Muhadjir mengatakan jika dalam keadaan darurat terkait kehalalan dapat dikesampingkan, terlebih tidak ada materi lain yang bisa dijadikan vaksin.
"Kalau tidak ada vaksin halal, bukan berarti itu tidak boleh dipakai. Meski tidak halal tapi untuk menghindari hal-hal darurat maka itu wajib, tidak hanya boleh digunakan," katanya.
Kendati begitu, dia mengatakan jika ada pilihan vaksin halal, maka sebaiknya materi tidak halal untuk dihindari.
"Tapi kalau ada vaksin halal maka agar dipilih. Tidak boleh memilih yang tidak halal," katanya. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Pemerintah menunggu keluarnya fatwa keagamaan vaksin COVID-19 setelah kajian materi antivirus Sinovac oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) selesai.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo
- Lemhannas & MUI Teken Nota Kesepahaman Pemantapan Nilai Kebangsaan
- Boikot Produk Pro-Israel Memanas, MUI: Jangan Terjebak Palestina Washing
- MUI Dukung Media Online yang Cerdas, Bijak dan Tangguh
- Boikot Produk Israel Dorong Ekonomi Lokal, Tidak Memicu PHK Massal
- MUI: Gus Miftah Sudah Minta Maaf, Mengundurkan Diri Pula, Jangan Digoreng Lagi