Menko PMK Minta Mahasiswa Terus Berperan sebagai Pressure Group
jpnn.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, kelompok mahasiswa dalam pemerintahan memiliki peranan yang sangat penting sebagai pressure group atau kelompok penekan.
Dia menerangkan dalam pemerintahan suatu negara terdapat 4 stratifikasi, yaitu: Ruling Elite, Interest Group, Pressure Group, dan Massa.
Menurut Menko PMK, peran mahasiswa sebagai kelompok penekan sangat penting dalam mengawasi jalannya kekuasan di pemerintahan.
Dalam hal ini, dia mengatakan, mahasiswa tidak memiliki kepentingan dalam urusan kekuasaan, tetapi berpihak dan membela kepentingan rakyat.
Hal tersebut dijelaskannya saat menyampaikan materi pada kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM-TL) yang diselenggarakan oleh Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya, di Ballroom Munir Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB), pada Sabtu (21/10).
"Mahasiswa itu kelompok pressure group Dia tidak punya kepentingan, tapi kepentingannya keberpihakan pada rakyat. Kalau ditanya siapa orang yang paling membela rakyat tanpa kepentingan itu mahasiswa," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut Muhadjir, mahasiswa sebagai kelompok penekan harus memiliki wawasan luas, memahami permasalahan yang dirasakan rakyat, dan memahami isu-isu di pemerintahan.
Terutama semua hal yang berkaitan dengan kepentingan rakyat.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK berpesan kepada seluruh mahasiswa agar menjadi pemimpin masa depan harus memiliki 5 hal yang dia sebut sebagai 5C
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Lewat Kegiatan Ini, Mahasiswa di Jatim Diajak Memahami Peran Penting Bea Cukai