Menko Rizal: Data Dua Lembaga Ini Bisa Celaka

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli tak mau asal-asalan dalam menggunakan data terkait kebutuhan impor garam di Indonesia. Menurutnya, selama ini kerap terjadi beda perhitungan antara BULOG dengan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait kebutuhan garam dalam negeri.
Menurutnya, saat ini kebutuhan garam industri nasional sekitar 1,1 juta ton garam industri. Namun, Kementerian Perdagangan membuka keran impor lebih besar dari kapasitas tersebut, yakni sekitar 1,5 juta ton garam.
Beda data tersebut menjadi salah satu biang kerok meluapnya kapasitas impor di Indonesia sehingga menjadi celah para mafia importir garam bermain.
“Data memang beda-beda, 15 tahun lalu Bulog selalu ngomong impor-impor. Kementan selalu bilang produksi cukup. Kalau kita dengerin dua-duanya, kita bisa celaka. Jadi kami harus cari angka di tengah-tengah, yang kayaknya tidak sedramatis angka dari Kementan dan Bulog,”” ujar Rizal di kantornya, Jakarta, Senin (21/9).
Karena itu, untuk mencari data pasti terkait kebutuhan garam dalam negeri, mantan menko perekonomian era Gus Dur ini bakal melibatkan beberapa kementerian. Di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan serta melibatkan pihak kepolisian untuk melakukan pengawasan.
“Kami juga minta Kapolda dilibatkan ke sini untuk melihat berulang nggak kelakuan ini,” tanas Rizal.(chi/jpnn)
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli tak mau asal-asalan dalam menggunakan data terkait kebutuhan impor garam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PKSS Perkenalkan Contact Center 1500399 untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Bisnis
- Pemegang Saham Pelita Air Kukuhkan Kembali Dendy Kurniawan sebagai Direktur Utama
- Bank Raya Targetkan 10 Ribu Nasabah Baru pada Pesta Rakyat Nusantara di TMII
- Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tj Priok, Ketum INSA Bilang Begini
- Harga Pangan Hari Ini, Bawang Merah Menurun, Cabai Masih Tinggi
- Soal Penutupan Sementara Padma Hotel Bandung, Ini Penjelasan Manajemen