Menkumham Sodorkan Jurus Penangkal Hoaks di Medsos
Menteri asal Sumatera Utara itu juga mengharapkan Departemen Kriminologi FISIP UI melakukan penelitian tentang sindikat bisnis hoaks dan ujaran kebencian. Tujuannya sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dalam menyikapi permasalahan menyebarnya hoaks dan ujaran kebencian di medsos.
“Kasus penyebaran hoax seperti yang dilakukan Saracen perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini ditambah lagi Indonesia yang berada di peringkat keenam pengguna internet di dunia,” tuturnya.
Simposium kriminologi itu juga dihadiri beberapa kriminolog dari Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura, Taiwan, Selandia Baru, serta perwakilan perguruan tinggi Belanda. Sedangkan dari Polri ada Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri Irjen Pol Gatot Eddy Pramono.
Dalam simposium itu Gatot menjelaskan, ada motif ekonomi di balik sindikat Saracen. Sindikat itu mulai beroperasi pada November 2015 dengan menyebarkan hoaks bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
“Media yang digunakan Facebook dengan nama akun Saracen Cyber Team, Saracen Cyber Army, dan disertai website dan akun e-mail pribadi palsu,” ujarnya menjelaskan.(adv/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni
- Dituding Kampus Abal-Abal, UIPM Tunjukkan Bukti Terdaftar di Kemenkumham RI
- Menkumham Mengeluh Kehilangan Rp 1 Triliun per Tahun
- Pasar Inovasi dan Kreativitas DJKI Bahas Urgensi Hak Cipta
- Menkumham Dorong Peningkatan Inovasi dan Perlindungan Paten
- Menkumham Dorong Semua Unit Kemenkumham Punya Pojok Baca
- Menkumham Berikan Penghargaan untuk Pegawai Teladan di HDKD