Menlu AS Mendadak ke Afghanistan
Selasa, 26 Maret 2013 – 06:58 WIB
"Saya tidak bermaksud untuk mendahului, namun saya rasa ini sinyal positif. Sebuah langkah maju menuju proses rekonsiliasi," ungkap sumber tersebut. "Tidak ada yang menyangka bahwa dia (Karzai) akan membuka kantor di sana (Qatar). Tidak ada juga yang menyangka bahwa dia akan duduk satu meja dengan Taliban. Ini memang proses panjang. Tapi, langkah kecil yang positif ini sangat penting di tengah proses tersebut," tambahnya.
Baca Juga:
Ketegangan AS-Afghanistan memanas beberapa tahun terakhir terkait berbagai isu. Antara lain, banyaknya korban sipil akibat serangan udara, penggerebekan malam hari, dan pemindahan para tahanan. Sumber yang mengikuti lawatan Kerry itu memahami terjadinya gesekan dalam hubungan AS-Afghanistan. Tetapi, di yakin bisa ditemukan solusinya. Termasuk, kesepakatan menarik pasukan AS dari Provinsi Wardak. Di wilayah itu, tentara AS diduga bertindak secara tidak menyenangkan terhadap warga lokal.
Bertepatan dengan kunjungan Kerry, AS menyerahkan tanggung jawab dan kontrol penuh pengelolaan penjara Bagram kemarin kepada pemerintah Afghanistan. Penjara itu adalah fasilitas tahanan kriminal terakhir di Afghanistan yang ada di bawah kendali AS.
Upacara serah terima dilakukan di lingkungan penjara. Yakni, Fasilitas Tahanan Nasional (National Detention Facility) di Parwan. Serah terima tersebut sempat tertunda karena kedua pihak belum menyepakati status tahanan yang dianggap berbahaya oleh AS.
KABUL--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) John Forbes Kerry melakukan kunjungan mendadak ke Afghanistan, Senin (25/3). Dia datang tiba-tiba
BERITA TERKAIT
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich
- Terima Kekalahan, Kamala Harris Berharap Amerika Tak Menuju Era Kegelapan
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Donald Trump Menang, Israel Bakal Makin Brutal di Timur Tengah
- Dipastikan Menang Pilpres, Donald Trump Berjanji Akan Menyembuhkan Amerika