Menlu Bishop: Sejuta Turis Australia ke Indonesia Tahun Ini
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengungkapkan, tahun ini diharapkan sedikitnya sejuta warga Australia akan berkunjung ke Indonesia, dan mengeksplorasi daerah tujuan wisata selain Bali.
Berbicara di depan ratusan peserta seminar The Compementary Partnership antara Australia dan Indonesia di Melbourne, Kamis (4/12/2014), Menlu Bishop mengatakan bahkan untuk tahun 2015, Indonesia diperkirakan akan menjadi daerah tujuan wisata terbesar bagi warga Australia.
"Indonesia akan mengambilalih posisi Selandia Baru sebagai tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi warga Australia," kata Menlu Bishop, sebagaimana dilaporkan wartawan ABC Farid M. Ibrahim.
Seminar yang berlangsung dua hari membahas berbagai isu di sektor ekonomi, tantangan politik, diplomasi, hingga isu demokrasi. Para pembicara berasal dari kalangan praktisi di Australia dan Indonesia termasuk Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib R. Kesoema.
Sebaliknya, kata Menlu Bishop, juga telah membuka kantor perwakilan Australian Tourism di Jakarta, guna mempromosikan pariwisata dan mendorong warga Indonesia berkunjung ke Australia.
Di sektor perdagangan, Menlu Bishop menjelaskan, pertumbuhan ekspor Australia ke Indonesia memang baru berkisar 5 persen dalam lima tahun terakhir.
"Namun potensi Indonesia sebagai mitra dagang sangat besar, khususnya dengan besarnya populasi usia muda dan pertumbuhan kelas menengah," jelasnya.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengungkapkan, tahun ini diharapkan sedikitnya sejuta warga Australia akan berkunjung ke Indonesia, dan
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan