Menlu Inggris Sebut Negara Barat Kesatria Demokrasi, Musuh Diktator Global China dan Rusia

Truss menyebut Kremlin tidak belajar dari sejarah bahwa invasi hanya akan menyebabkan penderitaan dan hilangnya nyawa.
"Seperti yang kita ketahui terjadi pada perang Soviet-Afghanistan dan konflik di Chechnya," ujarnya.
Lebih dari 15.000 tentara Soviet tewas di Afghanistan dari 1979 hingga 1989, sementara ratusan ribu orang Afghanistan tewas.
Perang yang dipimpin AS di Afghanistan dari 2001 hingga 2021 menyebabkan lebih dari 3.500 kematian di antara koalisi militer internasional.
Truss mengatakan keberanian para agresor global kini berada di level yang tidak pernah terlihat sejak berakhirnya Perang Dingin
"Mereka berusaha mengekspor kediktatoran sebagai layanan di seluruh dunia. Itulah sebabnya rezim seperti Belarus, Korea Utara, dan Myanmar menemukan sekutu terdekat mereka di Moskow dan Beijing," ujar Truss.
Lebih lanjut ia mengatakan Inggris harus bekerja dengan sekutu seperti Australia, Israel, India, Jepang, dan Indonesia untuk "menghadapi agresor global", terutama di Pasifik.
"Sudah waktunya bagi dunia bebas untuk berdiri tegak," kata Truss.
Menlu Inggris Liz Truss berulang kali menyuarakan pesan kebencian terhadap China dan Rusia dalam pidatonya di Australia
- Tanpa Zheng/Huang, Ganda Campuran China di All England Tetap Mengerikan
- Menlu China Minta Warga Jepang Setop Dukung Taiwan, Ungkit Dosa Era Perang Dunia II
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza
- Kaya Gila
- Thong Guan Industries Bhd asal Malaysia Resmi Berinvestasi di KIT Batang, Jawa Tengah
- Awas, Pemegang Kripto Harus Waspada pada Perang Dagang AS vs China