Menlu Prihatin Atas Konfik di Filipina Selatan

jpnn.com - JAKARTA - Situasi di wilayah selatan Filipina kembali memanas. Menteri Luar Negeri RI, Marty M. Natalegawa pun menyampaikan keprihatinan pemerintah atas perkembangan ini.
“Sebagai negara tetangga dan sebagai fasilitator tercapainya Final Peace Agreement 1996 antara Pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front (MNLF), Indonesia menghimbau semua pihak terkait untuk menahan diri dan memastikan keselamatan dan keamanan warga sipil.“ Ujar Marty melalui siaran pers yang diterima JPNN, Jumat (13/9).
Marty menekankan bahwa upaya damai harus segera diambil oleh kedua belah pihak bertikai. Menurutnya, perdamaian adalah satu-satunya solusi bagi konflik bersenjata yang sudah berlangsung lama tersebut.
Namun ia menekankan, segala upaya damai harus dilandasi kesepakatan yang telah dicapai kedua belah pihak Final Peace Agreement 1996.
“Kesepakatan 1996 yang komprehensif tersebut merupakan landasan bagi penyelesaian permasalahan di Filipina Selatan yang adil, menyeluruh dan berkelanjutan”, tuturnya.
Marty juga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia selalu siap membantu terciptanya perdamaian di Filipina.
“Pemerintah Indonesia senantiasa siap, atas permintaan pihak terkait, untuk turut berkontribusi secara tepat bagi pemulihan kondisi di bagian selatan Filipina”, tutup Marty. (dil/jpnn)
JAKARTA - Situasi di wilayah selatan Filipina kembali memanas. Menteri Luar Negeri RI, Marty M. Natalegawa pun menyampaikan keprihatinan pemerintah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi