Menlu Retno Jadi Utusan Khusus ASEAN, Junta Myanmar Siap-Siap Saja

Menlu Retno Jadi Utusan Khusus ASEAN, Junta Myanmar Siap-Siap Saja
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (ANTARA/HO-Kemenlu RI)

Lebih lanjut Retno menyebut bahwa keketuaan Indonesia untuk ASEAN tahun ini akan memastikan bahwa pembangunan komunitas ASEAN akan tetap menjadi fokus utama.

“Isu Myanmar tidak akan dibiarkan menyandera proses penguatan pembangunan komunitas ASEAN,” kata Retno menegaskan.

Mengakui bahwa isu Myanmar tidak mudah, Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan Indonesia tidak ingin kepemimpinannya di ASEAN hanya dilihat dari indikator penyelesaian krisis di Myanmar.

“Jangan mengukur hanya dari satu isu (…) banyak aspek kerja sama ASEAN yang kita dorong dan pastikan keberhasilannya tahun ini,” ujar Faizasyah.

Salah satu poin konsensus yang segera dimajukan implementasinya oleh Indonesia adalah akses ke bantuan kemanusiaan, yang sifatnya tidak diskriminatif.

“Untuk melintasi sana (Myanmar, Red) kan harus koordinasi dengan pihak militer. Kita lihat bagaimana akses bantuan kemanusiaan akan dibuka kembali,” ata Faizasyah.

Konsensus Lima Poin disepakati para pemimpin ASEAN dan pemimpin militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, sebagai tanggapan atas krisis politik yang dipicu kudeta yang dilancarkan junta kepada pemerintah terpilih negara itu.

Disepakati pada April 2021, konsensus itu menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi segera menjalankan perannya sebagai Utusan Khusus untuk Myanmar

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News