Menlu Retno Perjuangkan Ekonomi Inklusif demi Kemajuan Afghanistan

“Indonesia juga mendorong negara-negara yang memiliki kesamaan karakter tanah dan cuaca, untuk dapat membantu rakyat Afghanistan dalam identifikasi tanaman yang cocok untuk dikembangkan,” kata Retno.
Terakhir, mengenai penegakan hukum, Retno mengatakan bahwa meskipun poppy ban telah dilakukan, tetapi masih juga ada kegiatan perdagangan obat-obatan terlarang dengan situasi yang cukup mengkhawatirkan.
“Oleh karena itu, kerja sama untuk law enforcement, terutama dengan negara tetangga, menjadi sangat penting artinya,” katanya.
Pertemuan Doha III dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian Rosemary DiCarlo dan dihadiri oleh Taliban sebagai otoritas de facto di Afghanistan.
Pertemuan itu juga diikuti oleh perwakilan dari 25 negara, yaitu Amerika Serikat, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Korea Selatan, India, China, Jerman, Tajikistan, Uzbekistan, Kanada, Norwegia, Rusia, Turki, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, serta dihadiri pula oleh sejumlah organisasi internasional, antara lain PBB, Uni Eropa, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Asian Development Bank. (ant/dil/jpnn)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa ekonomi inklusif, yang melibatkan perempuan, harus menjadi bagian dalam pembangunan ekonomi Afghanistan
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Siti Fauziah: Perempuan Perlu Support System Lebih Kuat Agar Bergerak di Bidang Ekonomi
- Tersinggung Konten Siaran, Taliban Berangus Radio Khusus Perempuan Afghanistan
- BRI Microfinance Outlook 2025 Bahas Strategi Ekonomi Inklusif
- Kemenko Perekonomian Beberkan Strategi Ekonomi Inklusif di Rapat Banggar DPR RI
- Garudafood Dorong Ekonomi Inklusif, Berdayakan UMKM
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan