Menlu Retno Ungkap Kekhawatiran Indonesia terkait Taliban, oh Ternyata
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berharap Afghanistan tidak dijadikan tempat pelatihan organisasi teroris, setelah negara itu dikuasai oleh kelompok Taliban pada pertengahan Agustus lalu.
“Indonesia berharap Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat berkembang biak dan pelatihan organisasi teroris dan kegiatan yang mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Retno saat menyampaikan pernyataan pers secara virtual, usai pertemuan menteri luar negeri dan menteri pertahanan (2+2) Indonesia-Australia di Jakarta, Kamis (9/9).
Permintaan tersebut telah disampaikan langsung oleh Menlu Retno saat bertemu perwakilan Taliban di Doha, Qatar, pada 26 Agustus lalu.
Menurut Menlu Retno, Indonesia memantau secara dekat situasi di lapangan termasuk pembentukan pemerintah sementara (caretaker government) yang diumumkan Taliban pada Selasa (7/9).
“Indonesia terus menggarisbawahi pentingnya membangun pemerintahan yang inklusif di Afghanistan,” kata dia menegaskan.
Selain itu, Retno menyampaikan bahwa Indonesia juga berharap agar hak asasi manusia, khususnya hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan, terus dihormati dan dimajukan.
Sependapat dengan Menlu RI, Menlu Australia Marise Payne juga menyoroti perlunya rezim pimpinan Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan di negara itu.
“Indonesia memiliki peran penting sebagai negara muslim dengan suara yang kuat dalam isu ini,” ujar Payne, yang menyebut Menlu Retno sebagai seorang pemimpin sejati di kalangan perempuan Indonesia, juga di dunia.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan kekhawatiran Indonesia terkait kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Jokowi Dinilai Konsisten Mendukung Kemerdekaan Palestina
- Pertama dalam Sejarah, WN Indonesia Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB
- Ini Alasan Paus Fransiskus Sebut Perang Sebuah Kekalahan