Menlu Tiongkok Sempat Misterius, Lalu Dicopot, karena Spionase atau Perselingkuhan?
Sebenarnya Qin Gang adalah pejabat kepercayaan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dia merupakan salah satu tokoh muda yang pernah ditunjuk mengisi posisi wakil menteri luar negeri.
Qin Gang juga pernah dipercaya memimpin Direktorat Protokol Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada periode 2015-2018. Pada 2021, dia ditugaskan menjadi Dubes Tiongkok untuk AS saat hubungan kedua negara itu di puncak ketegangan.
Namun, menghilangnya Qin Gang dari publik dinilai bentuk pengambilan politik di Tiongkok yang kian tidak transparan.
Analis risiko politik dari Eurasia Group Jeremy Chan menyebut Qin Gang tidak akan didakwa dengan tindak kejahatan apa pun.
Namun, Chan menduga Qin Gang akan dijauhkan dari publik.
“Ini memperkuat pandangan kami bahwa pencopotan Qin sebagian besar disebabkan oleh rumor yang beredar luas tentang kehidupan pribadinya daripada pelanggaran keamanan nasional yang lebih serius,” ujar Chan.
Penunjukan Wang Yi sebagai menlu baru pun dinilai cukup mengejutkan. Bagaimanapun dia pernah menjabat posisi itu selama 10 tahun hingga berakhir pada 2022.
Tokoh berusia 69 tahun itu merupakan penting pemerintahan Tiongkok. Wang Yi mengepalai Kantor Umum Komisi Luar Negeri Partai Komunis Tiongkok (PKC).
Posisi itu adalah jabatan tertinggi dalam tim diplomasi Tiongkok. “Mencari seorang untuk posisi itu lebih sulit daripada menemukan menteri luar negeri baru,” ujar Liu Dongshu, lektor kepala berspesialisasi politik Tiongkok di City University, Hong Kong.
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencopot menteri luar negerinya, Qin Gang. Penggantinya adalah pendahulunya di jabatan sama, yakni Wang Yi.
- Hidup Baru Nurhadi
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan
- Jadi yang Terbaik di Dunia, BRCC Siap Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan