Menpar Arief: Kita Beragam Sekaligus Bersatu Dalam Busana Nusantara
jpnn.com, JAKARTA - Ada yang spesial dari peringatan HUT RI ke-72 di halaman Gedung Sapta Pesona, Kemenpar. Menpar Arief Yahya dan seluruh jajarannya mengenakan busana adat Nusantara. Suasana upacara detik-detik proklamasi itu menjadi sangat Bhinneka Tunggal Ika.
“Kita tidak seragam, kita beragam, sekaligus bersatu!” kata MenPar Arief Yahya dalam sambutannya sebagai inspektur upacara di halaman Kantor Kemenpar Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Keberagaman, perbedaan, diversity, dalam pariwisata itu justru saling menguatkan. Beda budaya, beda adat istiadat, beda kepercayaan, beda cara berpakaian, beda kebiasaan makanan, beda dialek, tetapi satu dalam komitmen bernegara, NKRI.
"Hari ini, saya menggunakan pakaian adat Palembang, dan saya merasa sangat Indonesia," sebut Arief Yahya yang didampingi istri yang sama-sama mengenakan Busana Nusantara.
Pidato Menpar pada Peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-72 itu memang banyak mengungkapkan indahnya rasa kebinekaan itu.
“Sebelum membacakan sambutan, ijinkanlah saya mengungkapkan perasaan saya. Rasa bangga dan rasa kebangsaan saya tergetar melihat rekan-rekan menggunakan pakaian tradisional, penuh warna dalam harmoni, karena inilah sesungguhnya kita, bangsa Indonesia, beragam sekaligus bersatu," kata Arief Yahya.
"Selanjutnya pakaian tradisional ini, saya sebut sebagai Busana Nusantara dan saya minta Sesmen untuk menetapkan, setiap upacara kita gunakan Busana Nusantara," ujarnya.
Mengapa Menteri Arief tidak menyebutnya sebagai "pakaian nasional"? "Kalau disebut pakaian nasional, seolah semuanya harus seragam, harus sama. Padahal, kita hidup dalam atmosfer keberagaman,” jelasnya.
Ada yang spesial dari peringatan HUT RI ke-72 di halaman Gedung Sapta Pesona, Kemenpar. Menpar Arief Yahya dan seluruh jajarannya mengenakan busana
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!
- Gegara Konsep Languagepreneur, STBA LIA Dipuji Menteri Sandiaga
- Okupansi Hotel di Bali Drop Tinggal 5 Persen, PHRI Pasrah, Tolong Pak Menteri!