Menpar Arief Yahya Belajar Double Growth dari Jepang
"Di Kopassus itu ada banyak spesialisasi. Ada yang demolish, ada khusus komunikasi. Saya dulu lama bertugas membangun teamwork, dan itulah hebatnya kesatuan Baret Merah," ujar dia.
Yang membuat semua pasang mata di ballroom itu terbelalak adalah benchmarking dengan Jepang dan ilmu yang di-download dari UNWTO, Lembaga PBB soal pariwisata.
"Kenaikan wisman ke Jepang itu eksponensial, nyaris double! Dari 10 juta turis tahun 2013, melonjak hampir 20 juta di 2017, padahal proyeksi mereka di angka itu baru akan tercapai tahun 2023 atau sepuluh tahun. Mereka sangat cepat! Pertanyaannya, mengapa bisa cepat, melompat double seperti itu?" tanya Arief Yahya.
Pertama, lanjut Menteri Arief, Jepang melakukan deregulasi, dengan istilah "Relaxation of Visa Rule!" Mereka membebaskan Visa Kunjungan dari originasi China dan ASEAN sejak 2013.
"Mereka tahu, customers nya ada di daerah-daerah terdekat. Kita juga sudah membuat kebijakan yang sama, bebas Visa Kunjungan, dari 15 negara menjadi 169 negara," papar Arief.
Kedua, mereka melakukan depresiasi mata uang Yen tahun 2013.
"Artinya, mereka menaikkan price competitiveness! Harga dibuat murah dan membangun affordibility untuk bisa berkunjung ke Jepang. Kita juga sudah melakukan, dan price competitiveness kita di top five dunia. Kita juga sudah melakukan dengan baik," tandasnya.
Ketiga, membangun LCC low cost carrier, yang mendorong travellers lebih banyak ke Tokyo. Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), jumlah wisman ke Jepang naik 47% tahun 2015.
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Menteri Pariwisata Arief Yahya itu dengan istilah "Paten!"
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Pembukaan Program S2 King’s College London di KEK Singhasari Menandai Peluncuran HDZ & NHL
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!