Menpar Arief Yahya Sepakat Promosikan The Magnificent Seven
Marketeer of The ear 2013 versi MarkPlus ini memberi usulan agar dibuat E-Book dan di-high light di own media Kemenpar. “Buku dan foto terbaik jangan hanya dipamerkan atau dipajang saja. Jika ada softcopy nya kita akan bisa bantu promosikan, dan itu merupakan tugas dari Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan ke wisatawan mancanegara, agar bisa menikmati keindahan bawah laut Indonesia,” ucap Arief.
Ada tantangan penting yang di momentum ini perlu disampaikan, lanjut Menpar. Yakni soal sampah, termasuk sampah plastik saat ini sudah menjadi musuh bersama dunia. Plastik adalah komponen terbesar marine debris. Itu dinilai bisa berbahaya lantaran generasi masa depan Indonesia tidak bisa lagi melihat keindahan bawah laut di negeri sendiri. Imbas terhadap pariwisata juga akan sangat negatif.
“Yang indah ini akan habis dengan sampah. Masalah sampah masih menjadi kendala laut di Indonesia, makanya perlu disadari dari sekarang. Kami mengattract wisman China ke Manado, tetapi di Taman Nasional Bunaken masih banyak sampah. Kami harap UNDP membantu KLHK untuk mengatasi itu semua. Masalah sampah ini kategori gawat darurat, kita sudah buat gerakan nasional yang di koordinatori oleh Menkomar, kementrian terkait menjadi anggotanya dan kami siap membantu,” ujar Mantan Dirut PT Telkom itu.
Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar juga seirama dengan Arief Yahya. Dia juga ingin segera menuntaskan masalah marine debris. Untuk 2017 ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Menkomar untuk fokus pada isu pencemaran plastik di laut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Menkomar Pak Luhut. Jadi tahun 2017 ini, saya akan kembali melanjutkan perbaikan Kawasan Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan sejenisnya. Ini juga tentunya butuh kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata. Kolaborasi yang intensif dengan target pencapaian yang lebih baik, sehingga masalah sampah di laut dapat terselesaikan dengan baik” tuturnya.
Terkait pembuatan buku The Mangnificent Seven : Indonesia Marine National Park, Siti menjelaskan, jika di dalam pengelolaan tujuh taman laut ini, dikelola pemerintah pusat (KLHK, red), yang dibagi dalam berbagai zona. Alokasi anggaran naik menjadi Rp 160 miliar yang sebelumnya hanya 60 miliar.
Semua digunakan untuk mengelola dan memperbaiki sarana dan prasarana taman nasional aut yang ada di Indonesia. “Dengan diluncurkannya buku ini, Taman Nasional Laut Indonesia harus menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat yang berada di sana. Kami ingin menunjukkan pada dunia keragaman dan kekayaan laut Indonesia yang begitu indah. Karenanya masyarakat harus berpartisipasi dan menjaganya,” pungkasnya.
Perwakilan UNDP untuk Indonesia, Christophe Bahuet juga menambahkan, jika UNDP memiliki proyek bersama KLHK untuk melindungi ekosistem kehidupan laut di Indonesia. Nah, kebetulan proyek tersebut selalu diabadikan dengan foto-foto. Hasil foto terbaik itulah yang memunculkan ide untuk membuat buku ini.
Kecantikan bawah laut di tujuh Taman Nasional Laut Indonesia betul-betul di-capture melalui lensa kamera yang andal. Keragaman biota, keindahan terumbu
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Pembukaan Program S2 King’s College London di KEK Singhasari Menandai Peluncuran HDZ & NHL
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!