Acara Peresmian KEK Pariwisata NTB

Menpar Arief Yahya: Tidak Ada Alasan Lagi untuk Molor

Menpar Arief Yahya: Tidak Ada Alasan Lagi untuk Molor
Arief Yahya. Foto: Kemenpar

“Pak Menteri Arief membuat Lombok bergerak dengan speed tinggi! Pertama, branding wisata halalnya sangat mengena! Sekarang kami diserbu wisman dari Malaysia. Persis dengan yang dipikirkan Pak Menteri dua tahun silam saat bertemu di Hotel D’Praya,” kata Faozal.

Kedua, lanjut dia, KEK yang sudah 29 tahun “mati suri” dan dihidupkan lagi di era Presiden Jokowi. Dijadikan Lombok Mandalika sebagai satu dari 10 prioritas itu membanggakan Lombok, karena akan menjadi atraksi baru sekaligus menambah amenitas baru.

Ketiga, lanjut Faozal, perhatian Menpar Arief dengan Rinjani. Dari soal sampah, sampai homestay, itu sangat mendorong NTB. “Apalagi Rinjani sudah diperjuangkan habis-habisan melalui Kemenpar menjadi geopark dunia yang dicatat resmi oleh UNESCo,” kata Faozal.

Ketua PHRI Hadi Faishal juga berkomentar sama. Sebagai pengelola hotel, dia paling merasakan wisman Malaysia yang makin banyak ke Lombok.

“Ini serius, silakan dicek. Nama Pak Menpar Arief Yahya itu sangat populer di Malaysia. Terutama Negeri Sembilan, Malaka dan Kinabalu. Kebetulan kami baru MoU dengan mereka, mereka sendiri yang memuji-muji Pak Menteri,” kata Hadi Faishal.

PHRI NTB baru selesai MoU, kerjasama promosi di Malaysia. “Dari pidato fihak kerajaan dan Tourism Board nya, saya simpulkan mereka kagum dengan pemikiran dan strategi Pak Menteri Arief. Kami juga diuntungkan, karena ketika kami datang, orang Malaysia sudah tahu Lombok dari promosi Kemenpar,” kata Hadi.(adv/jpnn)


Jika tidak ada actions sampai konstruksi, maka kontraknya pun akan dicabut!


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News