Menpar: Tak Ada Waktu Lagi, Harus Ngejar Target
jpnn.com, JAKARTA - Tindak lanjut rakornas I tahun 2017 di Hotel Borobudur soal air connectivity, tidak perlu menunggu waktu lebih lama lagi.
Menpar Arief Yahya memberi contoh ke semua pejabat Eselon I Kemenpar dan Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata untuk road show ke kantor pusat maskapai penerbangan (airlines) Indonesia ( PT Garuda Indonesia Tbk, AirAsia Indonesia, dan Sriwijaya Air) dan PT Angkasa Pura (AP) II di Jakarta, Senin (17/4).
Arief memang tidak mau kecolongan soal manajemen waktu.
"Sudah tidak ada waktu lagi. Harus ngejar target waktu dengan actions," kata Arief yang makin detail memantau percepatan shadow management-nya itu.
Road show itu dalam rangka membangun komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder khususnya dari unsur airlines, airports, dan authorities (3A) dalam mendukung target pariwisata tahun 2017 hingga 2019 mendatang.
Seperti diketahui, Kemenpar menetapkan top 3 program. Yakni, digital tourism, homestay desa wisata, dan konektivitas udara yang harus dilaksanakan tahun ini dalam mewujudkan target pariwisata 2017.
Yaitu, sebanak 15 juta wisman dan 265 juta pergerakan wisnus di tanah air. Setelah itu, akan meningkat menjadi 20 juta wisman dan 275 juta pergerakan wisnus pada 2019 mendatang.
“Sekitar 80 persen kedatangan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya seat pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target 2017 hingga 2019 mendatang,” kata Arief.
Tindak lanjut rakornas I tahun 2017 di Hotel Borobudur soal air connectivity, tidak perlu menunggu waktu lebih lama lagi.
- Pembukaan Program S2 King’s College London di KEK Singhasari Menandai Peluncuran HDZ & NHL
- Gandeng Wonderful Indonesia, Aice Merilis Es Krim Rasa Nusantara
- Kolaborasi Formula dan Wonderful Indonesia dalam Peringatan HKGN 2024
- Pertamina dan KBRI Alger Berkolaborasi dalam Pameran Foire Internationale d’Alger 2024
- Mister Potato Dukung Kampanye Wonderful Indonesia dengan Cara Ini
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar