Menperin Desak Toyota Tingkatkan Produksi Mobil di Indonesia

jpnn.com - Menperin Desak Toyota Tingkatkan Produksi Mobil di Indonesia
JAKARTA – Produsen mobil global Toyota diminta turut mendongkrak produksi mobil di Indonesia serta membangun fasilitas penelitian dan pengembangan (research and development/R&D).
Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, dibandingkan dengan Thailand yang jumlah penduduk 67,2 juta jiwa, telah memproduksi sekitar 2,5 juta unit mobil per tahun (50 persen untuk pasar domestik dan selebihnya untuk ekspor).
“Indonesia dengan penduduk lebih dari 250 juta orang dengan jumlah penduduk berpenghasilan menengah sebesar 74 juta orang, seharusnya sudah mampu memproduksi lebih dari apa yang sudah dicapai saat ini,” ungkap Menperin dalam keterangan persnya, Jumat (19/2).
Industri komponen juga didorong untuk dikembangkan oleh pabrikan Jepang. Hal ini demi meningkatkan kandungan lokal produk otomotif. Realisasi produk komponen juga didukung oleh pengembangan industri pendukung. Antara lain, pembangunan pabrik karet sintetik patungan antara Chandra Asri dan Michelin, pengembangan produksi baja untuk kendaraan bermotor yang dilakukan oleh Krakatau Steel, Nippon Steel, JFE Steel (Jepang) dan Posco (Korea Selatan) serta produksi resin oleh Adi Wira Plastic.
Saat ini, pasar terbesar Toyota adalah AS, disusul Jepang, China, Indonesia, Timur Tengah, dan yang keenam adalah Thailand.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Legendaris Ronaldinho Muncul Kembali, Kali Ini di Iklan Terbaru Shopee
- Ekonom UGM Nilai Danantara Bisa Memperkuat Transparansi Pengelolaan BUMN
- Kelola Air dengan Baik, Sampoerna Kembali Raih Sertifikasi AWS
- Ajang SBCA Mendorong Business Excellencies di Segala Aspek
- Pertama di Indonesia, Klinik Permata Wong Hadirkan Hair Transplant Tanpa Cukur
- Pengamat Sebut Peluncuran Danantara jadi Tonggak Baru Ekonomi Indonesia