Menperin Kebut Utilisasi Sektor Manufaktur demi Percepat Pemulihan Ekonomi

Investasi yang masuk itu juga mencakup industri minuman, tembakau dan bahan penyegar, tekstil, kulit dan alas kaki, alat transportasi (otomotif), bahan galian non-logam, serta hasil hutan dan perkebunan.
“Kami siap kawal realisasi investasi ini, karena tentunya akan sangat membantu pada program substitusi impor,” tegasnya.
Agus menambahkan, pihaknya telah menghitung jumlah investasi yang dibutuhkan untuk mengalihkan 35 persen impor barang input sektor manufaktur ke produksi dalam negeri. Menurutnya, total kebutuhan investasinya mencapai Rp 197 triliun.
"Nilai target produksi Rp 142 triliun, dan biaya investasi Rp 55 triliun. Target produksi ini adalah untuk struktur biaya di luar proses produksi, seperti perizinan, pengadaan lahan dan lainnya,” sebutnya.
Apabila investasi itu terealisasi, Agus meyakini akan tercipta 397 ribu peluang kerja tambahan.
“Kami bertekad untuk menjaga aktivitas sektor industri di tengah masa pandemi saat ini, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disiplin,” tandasnya.
Mantan menteri sosial itu menegaskan, industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Sepanjang triwulan kedua tahun 2020, sektor industri masih memberikan kontribusi terbesar pada struktur produk domestik bruto nasional mencapai 19,87 persen," pungkasnya.(mcr2/jpnn)
Menperin Agus Gumiwang menyatakan angka utilisasi sektor manufaktur akan mencapai 60 persen
- Bea Cukai Berikan Fasilitas Kawasan Berikat untuk Produsen Tas Jinjing di Jepara
- Media Asing Sorot Danantara, Dinilai Serius soal Profesionalitas
- Menperin Agus Gumiwang Bakal Laporkan LSM Penyebar Fitnah
- ISACA Indonesia Lantik Kepengurusan, Harun Al Rasyid Pertegas Soal Peningkatan IT GRC
- Ini Aturan Baru Pemberitahuan Pabean di Kawasan Bebas, Simak Penjelasan Bea Cukai
- Daftar Lengkap Pengurus Danantara, Ada 2 Presiden hingga Tokoh Fenomenal