Menperin Optimistis Cadangan Nikel Jadi Daya Tarik Investasi Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 30 persen dari cadangan bijih nikel dunia.
"Ini bisa menjadi jaminan bahan baku untuk investasi di sektor baterai kendaraan listrik, yang pada akhirnya akan menarik investasi di sektor kendaraan listrik," kata dia dalam keterangan resminya, di Jakarta, Sabtu (6/3).
Agus memaparkan, ada beberapa perusahaan di dalam negeri akan memproduksi bahan baku baterai listrik nikel-kobalt. Dia merincikan perusahaan itu adalah PT QMB (Sulawesi Tengah), PT Halmahera Persada Lygend (Pulau Obi), PT Weda Bay Nickel (Maluku Utara), dan PT Smelter Nikel Indonesia (Banten).
Sedangkan untuk hilirisasi minyak sawit, pemerintah telah mendorong program B30 (mencampur 70 persen BBM diesel dengan 30 persen FAME/Biodiesel).
"Upaya simultan pemerintah ini untuk mengurangi impor BBM diesel sekaligus mengendalikan emisi pencemaran udara," ungkap dia.
Mantan Menteri Sosial itu juga mengemukakan realisasi penanaman modal sektor industri saat ini tumbuh 26 persen, dibandingkan pada 2019.
Angkanya, kata dia, naik dari Rp 216 triliun menjadi Rp272,9 triliun pada 2020.
“Kami memberikan apresiasi kepada pelaku industri atas komitmennya merealisasikan investasinya di Indonesia,” ujar Agus.
Menperin Agus Gumiwang menilai cadangan nikel Indonesia akan menarik investor di sektor kendaraan listrik. Simak selengkapnya.
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Akses Listrik Berkeadilan Dinilai jadi Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2025 Digelar April, Berikut Info Tiketnya
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja