Menpora Kukuhkan Pemuda Antinarkoba di Yogyakarta
jpnn.com, YOGYAKARTA - Menpora Imam Nahrawi bersama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso, Sekretaris Daerah Yogyakarta mewakili Gubernur DIY Sulistyo memberikan pembekalan serta mengukuhkan kader pemuda antinarkoba, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menpora berharap pemuda-pemuda Indonesia siap perangi narkoba. Sebanyak 200 pemuda yang tersebar di kabupaten Gunung Kidul, Kulonprogo, Bantul dan Yogyakarta, sudah mendapatkan pelatihan antinarkoba selama dua hari. Imam menyampaikan kuantitas pemuda Indonesia kurang lebih 60 juta orang yang menjadi sasaran dan target bagi mafia narkotika yang akan memutus mata rantai generasi hebat Indonesia.
"Kami menjadikan pelatihan Pemuda Anti-Narkoba sebagai prioritas program sejak tahun anggaran 2016 dan 2017 dan tahun-tahun berikutnya," ujar Menpora di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat (21/7) sore.
Pemerintah berharap kepada para Pemuda Anti-Narkoba yang telah dilatih, diberikan pembekalan dan dikukuhkan untuk berani menyebarkan informasi tentang bahaya narkotika. "Kami berharap mereka berani mengatakan tidak kepada teman sebayanya untuk narkoba, serta harus merekrut masing- masing 25 orang pemuda di daerahnya sebagai bagian dari juru kampanye di tengah masyarakat," kata menteri 44 tahun ini.
Yogyakarta lanjutnya, adalah kota pelajar, kota pendidikan, pemerintah tidak ingin generasi yang cerdas dan bagus ini terputus karena menjadi korban narkoba. "Semakin banyak orang orang yang secara tegas dilapangan berani melakukan perlawanan kepada pengedar narkoba maka bangsa ini akan terselamatkan, kader Pemuda Anti-Narkoba tahun 2016 sebanyak 35 ribu orang dan 2017 ini kami latih kurang lebih 25 ribu orang, di Jogja ini 200 pemuda di latih dan masing masing melakukan pelatihan 25 orang di daerahnya sehingga total di Yogja saja 5000 kader penggerak anti narkoba," urai Menpora.
Sementara itu, Kepala BNN Budi Waseso menyampaikan acara pembekalan dan pengukuhan pemuda anti narkoba ini adalah hal positif yang harus dikembangkan terus menerus. "Ancaman narkoba di Indonesia sangat memprihatinkan dan sangat besar, data narkotika dari China menyebutkan sebesar 250 ton jenis sabu-sabu tahun 2016 masuk dan tidak pernah keluar dari Indonesia," ujar Buwas.
Narkotika bukan hanya peredaran gelap dan bisnis karena tujuan besarnya adalah bagaimana menghancurkan bangsa Indonesia ke depan. "Yogyakarta menjadi target utama para mafia narkotika untuk menghancurkan Indonesia karena Yogyakarta adalah sebagai kota pelajar Indonesia,pembangunan negara apapun tidak akan berhasil apabila permasalahan narkoba ini gagal," tuturnya.
"Terima kasih kepada Menpora yang secara intens dan konsisten memerangi narkoba maka bukan suatu berlebihan jika Menpora memperoleh penghargaan dari BNN, kami menghimbau agar para pemuda penggiat narkoba di aktifkan dan didukung oleh kepala daerah di wilayahnya untuk dilakukan kegiatan nyata, seluruh komponen bangsa harus melakukan upaya kegiatan nyata memerangi narkoba terutama pemudanya," tambahnya.
Menpora Imam Nahrawi bersama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso, Sekretaris Daerah Yogyakarta mewakili Gubernur DIY Sulistyo memberikan
- Gagas Program Jumandi, Kemenpora Gandeng Komdigi untuk Perkuat Kampanye Antijudol
- Kemenpora Raih Peringkat Pertama Monev KIP, Dinobatkan Badan Publik Terbaik Nasional Arkaya Wiwarta Prajanugrah 2024
- Kemenpora Apresiasi Program Kawani Academy Gelar Pelatihan Public Speaking untuk Pemuda
- Kemenpora Gaungkan Perang Melawan Judi Online di Penutupan Pesta Prestasi 2024
- UFC Fight Night Siap Digelar di Indonesia Arena Tahun Depan, Catat Waktunya!
- Menpora Ajak Semua Pihak Gelar Lebih Banyak Acara Kepemudaan & Olahraga Agar Pemuda Tak Main Judol