Menpora Malah Ciptakan Masalah
Jumat, 01 April 2011 – 06:05 WIB
Ada cerita tersendiri yang dialami keluarga terkait posisi anda ?
Ada. Anak saya bungsu, itu pernah berkelahi di sekolahnya gara-gara diejek kenapa bapakmu tidak mau turun. Dia bilang ngapain bapakku turun. Anak saya itu namanya Andi Nur Haliza. Masih kelas 2 SD.
Seandainya nanti anda benar-benar tidak lagi di PSSI, apa yang akan anda lakukan?
Darah daging saya ini kan bola. Saya kan bisa bina klub, bisa jadi manajer salah satu klub eropa.
Sudah ada pandangan klub?
Tidak. Hidup saya mengalir saja. Dimana saya dibutuhkan disitulah saya. Mengalir saja. Saya tidak pernah bercita-cita menjadi Ketua Umm PSSI. Ingat, mungkin saya satu-satunya Ketum yang lahir dari bawah. Tidak isntan. Saya tidak hafal semua tapi mungkin. Dari manajer PSM, pembina PSM, Ketua Pengprov PSSI Sulsel, manajer timnas, kemudian ketua PSSI.
Tidak akan berkecimpung di dunia politik?
Politik itu bukan jiwa saya. Jiwa saya itu bisnis dan mengurus orang banyak. Maka itu saya urusi koperasi, saya urusi bola. Itulah jiwa saya. Makanya saya tidak cocok jadi politisi karena saya selalu berkata lurus. Tidak bengkok-bengkok. Kalau politisi itu bisa pagi katakan A, siang B, malam C, tergantung situsi. Saya tidak bisa. Saya kan apa adanya. Blak-blakan saja. Orang politik tidak seperti itu. (ali/fal/aam)