Mensos Dorong Muslimat NU Berdayakan Nahdliyin Miskin

Mensos Dorong Muslimat NU Berdayakan Nahdliyin Miskin
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, BOGOR - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa sebagian besar warga Nahdlatul Ulama (NU) masih tergolong miskin. Menurutnya, mayoritas warga miskin berada di desa.

Khofifah menyatakan hal itu dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Muslimat NU di Sentul, Kabuapaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/3). "Warga miskin di desa dua kali lipat dari jumlah warga miskin di kota. Dan jujur saya sampaikan kebanyakan adalah warga NU," ungkapnya.

Khofifah yang juga pimpinan Muslimat NU itu lantas membeber data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada September 2016, angka kemiskinan di kota mencapai 7,73 persen, sedangkan di desa mencapai 13,96 persen.

Ternyata, angka itu tidak banyak berubah dibandingkan September 2015. Kala itu kemiskinan di kota mencapai 8,22 persen, sedangkan di desa 14,09 persen.

Selain itu, katanya, disparitas kemiskinan masyarakat kota dan desa pun masih hampir dua kali lipat. Pada Maret 2016, kemiskinan di kota mencapai 7,79 persen, sedangkan di pedesaan mencapai 14,11 persen.

Menurut Khofifah, sebenarnya hampir semua desa memiliki produk khas unggulan. Namun, karena minimnya modal, pengetahuan dan pendampingan, produk mereka tidak berkembang sehingga bernilai jual rendah.

Khofifah menambahkan, mayoritas warga desa bermata pencaharian dari pertanian. Namun, sekarang petani memang harus diajak memberi nilai tambah pada hasil panen mereka.

Menurut Khofifah, tetani harus mengolah hasil panen agar memiliki nilai tambah. “Konsep petik, olah, kemas, jual menurut saya sangat relevan untuk meningkatkan nilai jual produk sekaligus memberdayakan masyarakat desa," imbuhnya.

Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa sebagian besar warga Nahdlatul Ulama (NU) masih tergolong miskin. Menurutnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News