Mensos Risma: Anak-Anak Korban Pemerkosaan Ingin Melanjutkan Sekolah, Tetapi
jpnn.com, BANDUNG - Menteri Sosial Tri Rismaharini merespons kasus perkosaan puluhan perempuan santriwati Pesantren Tahfidz Madani, Kecamatan Cibiru, Bandung.
Mensos Risma mengatakan bahwa korban masih memiliki keinginan untuk sekolah.
Dia pun memerintahkan jajaran terkait untuk merespon kasus tersebut.
"Pengamatan tim yang datang menemui, mereka terlihat masih sangat trauma sehingga dalam kunjungan itu lebih diarahkan untuk memberikan ketenangan dan motivasi," kata Mensos kepada media di Bandung, Senin (13/12).
Tim Kemensos di bawah pimpinan Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kanya Eka Santi menemui 5 korban pada Minggu (12/12), di Garut.
Dari lima korban, empat di antaranya memiliki anak.
Bahkan salah satu di antaranya memiliki dua anak akibat perkosaan yang dilakukan HW.
Semua anak itu menyampaikan ingin menempuh pendidikan persamaan.
Namun, mereka merasa minder dan kesulitan melanjutkan sekolah formal akibat tidak memiliki catatan pendidikan.
Menteri Sosial Tri Rismaharini merespons kasus perkosaan puluhan perempuan santriwati Pesantren Tahfidz Madani, Kecamatan Cibiru, Bandung.
- Hujan Seharian, Plafon Sekolah Negeri di Semarang Ambrol, 2 Siswa Masuk RS
- Pemerintah Gelontorkan Duit Rp 19 Triliun untuk Renovasi Sekolah dan Ponpes
- Kemensos dan Kementerian PPPA Bentuk Tim untuk Melindungi Perempuan dan Anak
- Kemensos Salurkan Bantuan untuk Lansia Terdampak Longsor di Boyolali
- Prabowo Luncurkan Makan Bergizi Gratis, Pedagang Kantin Sekolah Menangis
- Kemendikdasmen Percepat Penyaluran BOSP 2025 di 423.080 Sekolah, Sebegini Anggarannya