Mental Guru Tertekan, PGRI Desak UKG Dihentikan

Mental Guru Tertekan, PGRI Desak UKG Dihentikan
Foto: Dok.JPNN
"Bisa jadi itu karena  digitalisasi soal tidak benar. Sistem yang belum profesional atau rapuh. Jika akan dilakukan pemetaan, tidak akan mampu menggambarkan kompetensi guru yang benar. Saya sangat kaget, ternyata pada sistem ada tulisan batas lulus 70. Itu mengingkari niat semula sebagai pemetaan dan ini membuat guru resah, panik, dan tertekan," papar Sulistyo.

Namun yang disesalkan, pemerintah justru kerap mencari kambing hitam untuk  dikorbankan jika mereka gagal dalam melaksanakan tugas ataupun programnya. Selain itu, guru akhirnya hanya menjadi korban karena sudah menyiapkan diri berminggu-minggu dan meninggalkan tugasnya mengajar di sekolah.

"Jika itu diteruskan, Kemdikbud bisa jadi termasuk melakukan kebohongan publik dan pencemaran nama baik guru. Saya ingin mengingatkan agar Kemdikbud  jujur dan berani introspeksi. Menurut kajian kami, memang harus ada perbaikan sistem, data guru, dan digitalisasi soal. Jadi, sebaiknya segera diperbaiki," imbuhnya. (Cha/jpnn)

JAKARTA--Setelah melakukan evaluasi atas laporan dari berbagai daerah mengenai pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG),  Persatuan Guru Republik


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News