Mentan: Kami Tidak Mau Didikte Eropa!
![Mentan: Kami Tidak Mau Didikte Eropa!](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/05/09/336f97a862f5782fd7159ab066946a7b.jpg)
"Hilangkan egoisme sektoral, pertanian berdiri sendiri tidak bisa menyelesaikan masalah. Kami selalu bersinergi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan. Yang ada hanya misi presiden, kami hanya pembantu presiden. Kami wakafkan diri untuk negeri ini," ujar Amran.
Amran juga menyoroti regulasi yang seharusnya mampu mendukung program swasembada.
Bagaimana di tahun pertama masa jabatannya, dia merombak struktur anggaran yang ada, sehingga mampu mendukung program swasembada.
Termasuk kinerjanya mengubah sistem tender yang tergolong terlalu lama dan tidak sesuai dengan kondisi petani dan menggantinya dengan penunjukan langsung tentu dengan sistem pengawasan yang ketat
"Pupuk tender, benih tender, memang tikus bisa menunggu kita lagi tender. Kami kementerian pertama yang ada satgas yang berkantor di Kementerian dari KPK, Kejaksaan, dan POLRI," ujar Amran.
Tentunya kebijakan swasembada ini bersinggungan juga dengan kebijakan luar negeri karena terkait impor dan ekspor.
Untuk kebijakan luar negeri, Indonesia tidak mau didikte.
Terkait komoditas bawang butih yang baru-baru ini bergejolak, Kementerian Pertanian merasa dipermainkan oleh importir nakal.
Pasalnya, 90% merupakan impor, harga dipermainkan, ada penimbunan.
Kementerian Pertanian telah bertekad untuk mewujudkan swasembada pangan bahkan telah dibuat grand design tahapan menjadikan Indonesia menjadi Lumbung
- Mengembangkan Keterampilan Petani Nunukan demi Mewujudkan Swasembada Pangan
- Kabupaten Bulungan Siap Dijadikan Target Sentra Produksi Beras
- Optimalkan Lahan Rawa dan Kering untuk Wujudkan Swasemada Pangan
- Kementan Dorong Pemberdayaan dan Keterlibatan Wanita Tani
- Tingkatkan Daya Saing Petani, Kementan Perkuat Kelembagaan Petani
- Demi Swasembada Pangan, Riyono Caping Sampaikan Permintaan ke Prabowo