Mentan SYL Sebut Indonesia Harus Antisipasi Ancaman Krisis Pangan
Alumnus Universitas Hasanuddin itu juga mengapresiasi upaya Food and Agriculture Organization (FAO) dan United Nations Environment Programme (UNEP) yang telah mengembangkan cara pengukuran pemborosan dan limbah makanan.
Namun, politikus NasDem itu mengungkapkan masih banyak negara yang menghadapi kendala terkait dengan data yang dibutuhkan.
"Oleh karena itu, melalui workshop ini saya harapkan dapat merumuskan strategi konkret untuk mengurangi kesenjangan pengukuran indeks food loss and food waste itu," tuturnya.
Workshop tersebut merupakan inisiasi Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 pada 2022 dengan memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan negara-negara pesertanya.
"Komitmen dan dukungan negara-negara anggota G20 untuk mengurangi food loss and waste sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," ujar Syahrul. (mcr18/jpnn)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan Indonesia harus menghadapi ancaman baru, yaitu krisis pangan.
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Mercurius Thomos Mone
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Sherpa Indonesia jadi Pemimpin Perundingan Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia