Mentap, Penerimaan Sektor Kepabeanan dan Cukai Tumbuh Signifikan

Mentap, Penerimaan Sektor Kepabeanan dan Cukai Tumbuh Signifikan
Pendapatan dan belanja negara yang optimal, termasuk kinerja penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai yang mencapai nilai Rp 154,4 triliun atau tumbuh 3,1%. Foto: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga Juli 2024 masih terjaga baik.

Kondisi itu didukung pendapatan dan belanja negara yang optimal, termasuk kinerja penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai yang mencapai nilai Rp 154,4 triliun atau tumbuh 3,1% (yoy).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memerinci pendapatan negara hingga Juli lalu menyentuh angka Rp 1.545,4 triliun atau 55,1% dari target, sedangkan belanja negara telah mencapai Rp1.638,8 triliun atau 49,3% dari pagu.

Meskipun terdapat defisit APBN senilai Rp 93,4 triliun, tetapi kondisi ekonomi masih mampu beradaptasi, dengan tumbuh solid di angka 5,05% (yoy) pada triwulan II tahun 2024.

“Kinerja belanja APBN terus berfokus dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, antara lain melalui pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, insfrastruktur, perlindungan sosial, energi, pertanian dan UMKM,” ungkap Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar.

Dari sisi kepabeanan dan cukai, Encep mengatakan sampai dengan Juli 2024, Bea Cukai berkontribusi Rp 154,4 triliun lewat penerimaan bea masuk, keluar, dan cukai.

Penerimaan bea masuk tercatat sebesar Rp29 triliun atau naik 2,1% (yoy), yang didorong penguatan kurs USD dan pertumbuhan nilai impor.

Kemudian, bea keluar tercatat sebesar Rp 9,3 triliun atau naik 58,1% (yoy) karena faktor kebijakan relaksasi ekspor komoditas tembaga.

Pendapatan dan belanja negara yang optimal, termasuk kinerja penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai yang mencapai nilai Rp 154,4 triliun atau tumbuh 3,1%.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News