Menteri Agama Dinilai Lebih Sibuk Urusi Radikalisme ketimbang COVID-19 di Pesantren
jpnn.com, JAKARTA - Sejak Kementerian Agama (Kemenag) dipimpin Fachrul Razi, kinerja dan birokrasi Kemenag terus disorot. Di masa pandemi ini misalnya, Fachrul Razi dinilai cenderung lepas tangan terhadap penanganan Covid- 19 di pesantren.
Kemenag bahkan dianggap sebagian kalangan hanya sibuk mencari sensasi dan asyik dengan isu sensitif radikalisme. Praktis, tidak ada terobosan baru yang dikerjakan Menag Fachrul Razi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin alias Gus Rozin, mengatakan, sejak awal menjabat kebanyakan statemen Menag hanya lebih pada persoalan radikalisme.
Menag seakan kurang memberi perhatian terhadap persoalan pendidikan agama, khususnya pesantren, diniyyah dan lain-lain.
Terbaru, kata Gus Rozin, di tengah pandemi Covid-19 ini pun, Menag baru mau menyalurkan bantuan operasional ke pesantren setelah didesak oleh publik. Padahal, sejumlah pesantren tercatat jadi kluster baru penyebaran coronavirus Covid-19.
"Kebanyakan statemen Menag lebih pada radikalisme. Perjuangan insentif ini pun baru ada setelah didesak-desak publik," kata Gus Rozin kepada wartawan, Jumat (24/7).
Mantan Staf Khusus Presiden Jokowi bidang Keagamaan itu memandang, selama ini Menag hanya fokus mengampanyekan tentang bahaya radikalisme.
"Jadi, sejauh yang kita tahu, sejak awal konsen Menag terhadap problem dan peningkatan mutu pendidikan Islam secara umum belum banyak kelihatan," jelas orang dekat Ketum PBNU Said Aqil Siroj itu.
Menag Fachrul Razi dinilai cenderung lepas tangan terhadap penanganan Covid- 19 di pesantren
- Kemenag Siapkan 200 Naskah Khotbah di Aplikasi Pusaka
- Penguatan Pendidikan Santri, Langkah Menuju Indonesia Emas 2045
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Pemerintah Akan Terbitkan SE Pembelajaran Selama Ramadan Pada Pekan Ini, Bakal Libur?
- Diikuti 38 Negara, MTQ Internasional Siap Digelar di Jakarta
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak