Menteri Berkinerja Buruk Lebih Baik Mundur Daripada Dicopot Presiden!

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai, para menteri berkinerja buruk lebih baik mundur daripada dicopot oleh Presiden Joko Widodo nantinya.
Emrus menyatakan pandangannya, menyusul munculnya seruan publik agar Presiden Joko Widodo mereshuffle kabinet, jelang setahun pemerintahan Kabinet Indonesia Maju.
"Saya terus terang, lebih mendorong para menteri untuk introspeksi diri. Melihat sejauh mana mereka berkontribusi dalam menangani pandemi COVID-19, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing," ujar Emrus kepada jpnn.com, Rabu (7/10).
Menurut pengajar di Universitas Pelita Harapan (UPH) ini, kalau memang dari hasil introspeksi yang dilakukan para menteri menilai kinerja mereka cukup bagus, maka bekerja-lah lebih baik lagi.
"Kalau ternyata jelek, saya kira enggak apa-apa ditemui saja presiden. Sehingga sebelum direshuffle, mundur duluan," ucapnya.
Direktur eksekutif EmrusCorner ini lebih lanjut mengatakan, indikatornya sangat gampang jika para menteri mau introspeksi diri. Yaitu, resapan dana, program yang dilakukan. Kemudian, apakah akseptabilitas tinggi di masyarakat.
"Kalau tetap dikritik masyarakat, termasuk persepsi publik tidak bagus terhadap yang bersangkutan," katanya.
Emrus menegaskan, atas dasar 3 hal yang dimaksud, para menteri bisa menyimpulkan sendiri, mereka layak tetap menjabat atau sudah waktunya mengundurkan diri.
Para menteri yang berkinerja buruk lebih baik memilih mundur, daripada nantinya direshuffle oleh presiden.
- Isu Reshuffle Kabinet Menguat, Dasco Menghubungi Orang Istana, Apa Hasilnya?
- Perintah Prabowo kepada Menteri: Cegah Harga Pangan Melonjak di Ramadan
- Survei LPI: Budi Gunawan, Menteri Berkinerja Terbaik di Kabinet Prabowo
- Prabowo: Danantara Akan jadi Salah Satu Pengelola Dana Kekayaan Negara Terbesar di Dunia
- Golkar Hormati Hak Prerogatif Prabowo dalam Reshuffle Kabinet
- Jazilul Fawaid: Presiden Prabowo Telah Buktikan Penertiban Menteri