Menteri Hanif: Kalau Pengin Menang Harus di Atas Standar
Dia menjelaskan, vocational training dan retraining juga bertujuan membantu lulusan pendidikan Indonesia yang dihadapkan pada problem missmatch dan under qualification.
Missmatch merupakan persoalan di mana kompetensi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Tingkat missmatch-nya pun cukup tinggi, yakni mencapai 64 persen.
"Artinya, dari sepuluh orang hanya 3-4 orang saja yang match," kata Hanif.
Sementara itu, under qualification merupakan problem di mana kualifikasi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan masih berada di bawah standar pasar kerja/dunia industri.
“Ini harus dijembatani dengan berbagai vocational training dan retraining agar mereka bisa masuk ke pasar kerja atau menjadi wirausaha baru," tutur Hanif.
Selain itu, dia menilai vocational training dan retraining juga dapat membantu pekerja yang terancam PHK akibat dari revolusi industri 4.0 dan pekerja yang terjebak pada jenis-jenis pekerjaan tertentu.
Dengan demikian, mereka tidak memiliki skema kenaikan upah dan karier.
Pemerintah berharap sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa melampaui standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja saat ini.
- Menaker Yassierli Tegaskan Pentingnya Integritas dan Reformasi Pengawas Ketenagakerjaan
- Buka Naker Fest Jakarta, Menaker Yassierli Beri Pesan Begini Buat Para Pencari Kerja
- Naker Fest Jakarta Siap Hadirkan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan, Catat Tanggalnya!
- Kemnaker Komitmen Ciptakan Generasi Emas dengan Dorong Inovasi Hijau dan Produktivitas
- Menarini Indria Laboratories Raih Penghargaan Bendera Emas SMK3 dari Kemnaker
- Kabar Baik, Kemnaker Gelar Naker Fest di Semarang, Hadirkan 28 Ribu Lowongan Kerja