Menteri Imigrasi Australia Ingin Media Lokal Minta Maaf


Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton meminta media ABC untuk meminta maaf atas laporannya mengenai penembakan di pusat penahanan imigran Pulau Manus.
Insiden tersebut terjadi pada hari Jumat Agung (14/04/2017) dan penjelasan tentang penyebab penembakan itu dinilai bertentangan dan kontradiktif.
Mengutip penuturan dari "warga senior di Pulau Manus", Menteri Dutton berulang kali mengatakan bahwa tentara Papua Nugini melepaskan tembakan ke pusat penahanan karena mereka khawatir akan nasib seorang anak laki-laki berusia lima tahun yang diduga dibawa ke pusat penahanan tersebut.
Namun ABC telah memberitakan komentar dari komandan polisi di wilayah tersebut, yakni David Yapu, yang isinya jauh berbeda dari pernyataan Menteri Dutton.
David Yapu mengatakan, anak laki-laki itu berusia 10 tahun, tak ada kekhawatiran atas nasibnya, dan interaksinya dengan tahanan tak terkait dengan penembakan pada hari Jumat Agung tersebut.
Ia mengonfirmasi bahwa polisi Papua Nugini tak menyelidiki kejadian yang melibatkan anak tersebut, karena tak ada keluhan resmi dari orang tuanya.
ABC lalu berbicara secara terpisah dengan politisi Papua Nugini, Ronnie Knight, yang memiliki pandangan serupa bahwa penembakan tersebut tak ada hubungannya dengan anak laki-laki itu.
Status Knight sebagai anggota Parlemen kini berada di tangan pengadilan Papua Nugini. Menteri Dutton telah mempertanyakan perkataan Knight itu serta makin mengkritik laporan ABC.
Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton meminta media ABC untuk meminta maaf atas laporannya mengenai penembakan di pusat penahanan imigran Pulau
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya