Menteri Imigrasi Australia Ingin Media Lokal Minta Maaf
Menteri Dutton mengatakan bahwa ABC harus mendengarkan pernyataan versi Pemerintah tentang insiden tersebut daripada mengutip sumber "tak terpercaya".
"Apa yang saya katakan itu faktual, saya yakin 100 persen dan saya tak akan takut terhadap argumen yang berbeda ketika saya tahu apa yang saya katakan adalah kebenaran," kata Dutton.
"Saya mengharapkan ABC dan Fairfax dan lainnya meminta maaf dalam 24 jam ke depan mengingat fakta yang telah dirilis sehubungan dengan kesaksian mereka yang tak terpercaya," imbuhnya.
Berupaya pertahankan jabatan
Knight terperangkap dalam tahap akhir dari pertempuran hukum yang panjang untuk mempertahankan kursinya di Parlemen setelah dikenai tuduhan penyalahgunaan jabatan.
Ia dipecat oleh Pengadilan Kepemimpinan Papua Nugini pada tahun 2015 karena melakukan kesalahan yang berhubungan dengan pembelian kapal untuk Pulau Manus, namun pemecatan tersebut ditunda oleh sebuah perintah pengadilan.
Penundaan melawan keputusan tersebut telah dicabut minggu lalu, yang berarti keputusan asli untuk memecatnya kembali diberlakukan.
Di Mahkamah Agung Papua Nugini, pada Selasa (25/04/2016), Knight berupaya untuk mendapatkan penundaan lain agar secara efektif tetap menjadi anggota Parlemen Pulau Manus sampai Pemilu nasional pada bulan Juni.
Seorang juru bicara ABC mengatakan: "Menurut laporan, Pengadilan Papua Nugini pada tanggal 20 April membenarkan keputusan sebelumnya untuk memberhentikan Knight dari posisinya atas tuduhan penyalahgunaan jabatan publik".
Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton meminta media ABC untuk meminta maaf atas laporannya mengenai penembakan di pusat penahanan imigran Pulau
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati