Menteri Israel Berulah di Al Aqsa, Begini Respons MUI
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir di Masjid Al Aqsa, Yerusalem, sangat memalukan dan tidak bermoral.
“MUI mengecam tindakan ini. Tindakan ini menjadi sinyal yang sangat nyata dan bahkan ajakan secara tidak langsung kepada seluruh masyarakat Yahudi ekstrem agar bersegera datang ke kompleks Masjid Aqsa melaksanakan ibadah,” ujar Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan kedatangan warga Yahudi akan selalu dilindungi oleh pemerintah Israel dan karena itu mereka tidak perlu khawatir.
Menurut Sudarnoto, Ben-Gvir jugalah yang melakukan lobi untuk merombak pengelolaan tempat suci ini supaya umat Yahudi bisa berdoa di sana.
“Apa yang dilakukan oleh Ben-Gvir tentu telah menginjak-injak komplek Masjid Al Aqsa dan ini menjadi kelanjutan dari agresi zionis yang secara terus menerus dilakukan,” kata dia.
Tindakan ini akan merusak dan menghancurkan proses perundingan damai yang sebetulnya sudah dilakukan dan memberikan jalan, yaitu solusi dua negara.
Karena itu, MUI mendukung semua negara yang telah mengecam tindakan Ben-Gvir itu, termasuk Indonesia, kata dia.
Sudarnoto meminta pemerintah Indonesia untuk secara terus menerus melakukan upaya agar ada tekanan internasional yang efektif dan memaksa Israel untuk menghentikan tindakan yang merusak.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengomentari tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir di Masjid Al Aqsa, Yerusalem
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Erling Haaland cs Menolak Tanding Lawan Israel
- Lemhannas & MUI Teken Nota Kesepahaman Pemantapan Nilai Kebangsaan
- Boikot Produk Pro-Israel Memanas, MUI: Jangan Terjebak Palestina Washing
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel
- 26 Kontainer Bantuan Kemanusiaan RI untuk Palestina Tertahan di Rafah